Alhamdulillah..

Senin, 02 Januari 2012

Penganturan Hati dalam Manajemen Niat

Mengatur hati didasari dengan niat ^_^

akan ku coba gambarkan contohnya :) :

ada dua orang yang melakukan sholat, orang pertama meraih keridhaan Allah sehingga dosa dosanya gugur, sedangkan orang yang kedua mendapatkan kecelakaan dan kemurkaan Allah karena infak dan riya. ini merupakan contoh pentingnya niat dan mengikhlaskannya.


NIAT DALAM KEBAIKAN


termasuk rahmat dan anugerah Allah bahwa Dia telah menulis kebaikan hanya karena keinginan berbuat kebaikan. sedangkan keinginan berbuat keburukan belum ditulis. Nabi SAW menjelaskan dalam hadist :


Sesungguhnya Alloh menulis semua kebaikan dan keburukan. Barangsiapa berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia tidak melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat kebaikan, lalu dia melakukannya, Alloh menulis pahala sepuluh kebaikan sampai 700 kali, sampai berkali lipat banyaknya. Barangsiapa berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia tidak melakukannya, Alloh menulis di sisiNya pahala satu kebaikan sempurna untuknya. Jika dia berkeinginan berbuat keburukan, lalu dia melakukannya, Alloh menulis satu keburukan saja. [HR. Bukhori, no. 6491; Muslim, no. 131]


NIAT DALAM KEBURUKAN


Keinginan yang melintas di dalam hati untuk berbuat keburukan belum ditulis dosa oleh Alloh. Namun jika keinginan itu sudah menjadi tekad dan niat, apalagi sudah diusahakan, walaupun tidak terjadi, maka pelakunya sudah mendapatkan balasan karenanya. Dalam hal ini Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Jika dua orang muslim bertemu dengan pedang masing-masing (berkelahi; berperang), maka pembunuh dan orang yang terbunuh di dalam neraka. Aku (Abu Bakroh) bertanya: ”Wahai Rosululloh, si pembunuh (kami memahami-pent), namun bagaimana dengan orang yang terbunuh. Beliau menjawab: “Sesungguhnya dia juga sangat ingin membunuh kawannya itu”. [HR. Bukhori, no. 31, 7083; Muslim, no. 2888; dari Abu Bakroh]


Semua keterangan ini menunjukkan pentingnya kedudukan niat. Oleh karena itu seorang muslim yang baik selalu membangun seluruh amalannya di atas niat yang baik, yaitu ikhlas karena Alloh. Demikian juga seorang muslim akan selalu berusaha beramal berdasarkan Sunnah Nabi, karena hal ini sebagai kelengkapan niat yang baik. Karena semata-mata niat yang baik tidak bisa merubah kemaksiatan menjadi ketaatan. Seperti seseorang bershodaqoh dengan uang curian atau korupsi.

Dan perlu diketahui, bahwa niat bukanlah kalimat yang diucapkan, namun tekad di dalam hati yang membangkitkan amalan.
Kesimpulannya, hendaklah kita selalu memiliki niat yang baik, ikhlas di dalam seluruh amalan, lahir dan batin, demikian juga amalan itu harus berdasarkan tuntunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Al-hamdulillahi robbil ‘alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar