Alhamdulillah..

Jumat, 28 Oktober 2011

Pengantar Bisnis _ Manajeman Sukses

PABRIK TAHU DAN TEMPE

Tahu dan tempe adalah makanan tradisional yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Tidak heran jika banyak industri rumah tangga yang mengolah kedelai menjadi tahu dan tempe banyak dijumpai di sekitar kita. Dalam hal ini kami akan membahas bagaimana suatu pabrik tahu dan tempe dapat mengolah bahan baku secara efektif dan efisien sehingga penggunaannya dapat secara maksimal dan hanya menyisakan sedikit limbah. Bagaimana suatu pabrik tahu dan tempe bisa secara kreatif mengolah limbahnya supaya dapat menghasilkan nilai jual yang lebih lagi.
Kita tahu bahwa pabrik tahu dan tempe pada umumnya merupakan pabrik yang hanya dalam skala kecil sampai menengah. Jadi wajar apabila banyak diantara mereka yang tidak menggunakan teknologi untuk dapat mengolah limbah. Namun karena banyaknya limbah yang dikeluarkan dan pabrik sendiri rata-rata berada di kawasan perumahan penduduk, maka diperlukan sebuah penganganan akan limbah tersebut.
Umumnya sebuah pabrik tahu dan tempe hanya membutuhkan dua hal bahan pokok atau utama yang diperlukan dalam proses produksi. Bahan tersebut adalah kedelai dan air mineral. Sisanya adalah bahan pendukung supaya kedelai dapat terbentuk menjadi tahu dan tempe. Bahan tersebut berupa tepung ragi, cairan pengental (untuk susu kedelai), juga bahan lainnya untuk fermentasi.
Pada proses produksi pertama input untuk produksinya adalah bahan-bahan dasar pembuatan seperti kedelai juga air dan bahan pendukung lainnya. Kemudian menghasilkan output berupa tahu dan juga tempe. Namun, apabila bahan produksi hanya digunakan untuk membuat dua produk tersebut, limbah yang dihasilkan masih sangat banyak. Misalkan dari tempe, masih menghasilkan limbah cair dari air bekas pencucian kedelai juga terdapat ampas yang dihasilkan dari sisa pembuatan tempe. Tahu sendiri dari proses pembuatan juga menyisakan banyak limbah, seperti limbah cair dari air untuk mencuci kedelai juga terdapat ampas tahunya. Khusus tahu dia memerlukan air jauh lebih banyak lagi, karena yang digunakan untuk membuat tahu bukanlah kedelai kasarnya namun yang dibutuhkan adalah susu kedelainya atau sari kedelai yang nantinya akan dikentalkan. Apabila limbah tersebut tidak diolah maka akan menimbulkan polusi air, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, sumber penyakit, dan akan menurunkan estetika sekitar tempat tinggal penduduk.
Maka dari itu limbah tersebut, diolah lagi secara kreatif oleh para produsen tahu dan tempe supaya dapat menghasilkan nilai jual lebih dan juga mengurangi resiko tercemarnya lingkungan oleh limbah. Ternyata banyak juga cara kreatif untuk dapat mengurangi limbah tersebut. Antara lain adalah memanfaatkan ampas yang banyak disisakan dari pembuatan tahu. Pertama dari sisa ampas produsen dapat membuatnya menjadi oncom. Makanan yang juga banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Yang kedua dari ampas tahu produsen juga dapat menghasilkan atau memproduksi tahu gembus, yang merupakan percampuran dari ampas tahu dengan laru tempe yang kemudian diolah menjadi tempe gembus.
Tidak hanya dua produk tersebut yang bisa dihasilkan, yang ketiga produsen juga bisa menghasilkan kecap dari ampas tahu tersebut. Cara kreatif yang sangat menghasilkan nilai jual, kecap dari ampas tahu tersebut dibentuk dalam berbagai macam kemasan yang kemudian dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi. Bahan-bahan tambahan untuk memproduksi kecap tersebut juga relatif murah dan mudah untuk didapat oleh produsen.  Bahan tersebut antara lain adalah garam, bumbu dapur dan tepung tapioka. Hanya dengan bahan-bahan tersebut produsen sudah dapat menghasilkan kecap dari ampas tahu.
Masih ada lagi, yang keempat adalah produk yang banyak digemari oleh masyarakat juga. Produsen bisa mengolah ampas tahu menjadi kerupuk. Cara kreatif lainnya untuk dapat mengolah limbah supaya memiliki nilai jual yang tinggi. Ampas tahu dapat diolah dengan mudah untuk menjadi kerupuk. Hanya dengan menambahkan bahan-bahan tambahan sederhana yang harganya relatif murah dan mudah untuk didapat. Bahan untuk mengolah ampas tahu menjadi kerupuk antara lain adalah tepung tapioka, garam, bawang putih, merica, udang saih kering, dan monosodium glutamat. Dengan bahan-bahan tersebut produsen sudah bisa mencipta satu produk lagi dari ampas tahu tersebut.
Seperti yang kami bahas sebelumnya, limbah yang dihasilkan dari produksi tahu dan tempe tidak hanya berupa limbah kering seperti ampas tahu. Namun dari produksi keduanya juga menghasilkan limbah cair yang merupakan hasil dari air bekas pencucian kedelai dan air buangan selama proses produksi berlangsung.
Sisa air tersebut diproses lagi oleh produsen sehingga juga dapat menghasikan sesuatu yang bermanfaat juga. Limbah cair tersebut diolah oleh produsen untuk dijadikan biogas. Pada dasarnya bahan utama yang ada dalam limbah cair tersebut adalah biogas, maka dari itu, bahan tersebut diolah sedemikian sehingga dapat dipisahkan dari bahan-bahan lain yang ada dalam limbah cair yang tidak berhubungan dengan biogas tersebut. Biogas nantinya dapat digunakan oleh produsen sebagai bahan bakar produksi. Sehingga produsen dapat melakukan penghematan bahan bakar produksi dengan adanya biogas yang berasal dari limbah cair tersebut.
Dari banyak hal yang telah dilakukan diatas yaitu mengolah limbah yang berupa ampas menjadi produk seperti oncom, tahu gembus, kecap, dan kerupuk sudah sangat mengurangi limbah buangan dan mempertinggi keuntungan perusahaan. Untuk limbah cair juga demikian, ketika diolah dan mengasilkan biogas yang utuh limbah cair tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh pabrik dan produsen.
Sisa dari ampas yang benar-benar tidak bisa diolah hanya tinggal sedikit, sisa tersebut tidak dibuang percuma, namun bisa digunakan untuk pakan ternak. Untuk sisa dari limbah cair pabrik tetap harus bertanggung jawab terhadap limbah tersebut, harus diolah sehingga menjadi cairan yang tidak berbahaya apabila bercampur dengan air sekitar tempat tinggal penduduk. Dari apa yang kelompok kami bahas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sisa limbah setelah diolah secara kreatif benar-benar tinggal sedikit dan pabrik pun mendapat keuntungan yang sangat banyak dari cara kreatif tersebut

Nama Kelompok :
- Ceilly Angela P.A
- Ayu Lestari
- Hedwig Ajeng
- Puti Rahmadhani A.S
- Yanuar