Alhamdulillah..

Sabtu, 09 Februari 2013

MENUMBUHKAN BENIH GENERASI RABBANI DALAM PERJUANGAN PEMERATAAN MASYARAKAT BERLANDASKAN SYARI’AH : ANTARA IMPIAN DAN CITA – CITA


“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali Imran: 110)


Cobalah cermati dan resapi!
Kalimat diatas bukanlah suatu rangkaian kata biasa, kalimat diatas bukanlah suatu sajak prossa seorang pujangga, ataupun kalimat tersebut bukanlah persepsi para ulama. Kalimat diatas adalah kalimat yang difirmankan oleh pemilik bumi beserta isinya, ALLAH SWT dalam kitabnya yang suci (Al-qur’an) dan  diturunkan kepada manusia mulia Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Kalimat diatas adalah kalimat yang indah, dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berjanji memberikan penghargaan kepada siapa saja bagi hambanya yang melakukan ketiga perbuatan diatas sebagai “umat yag terbaik yang dilahirkan untuk manusia”.
Berhubungan dengan penghargaan diatas, Tidakkah kita tergiur dengan penghargaan tersebut? Penghargaan yang menjanjikan kita melangkah menuju SyurgaNya yang kekal. Janji Allah itu pasti, maka dari itu mulailah bekali diri berlomba lomba dalam kebaikan untuk mencapai impian tersebut.
Melihat kondisi saat ini semakin seiring dengan denyut nadi perkembangan zaman, generasi Islam kini dihadapkan kepada sekian persoalan dan problematika kehidupan yang semakin kompleks. Perkembangan media informasi dan tekhnologi telah mendekatkan generasi Islam dengan budaya yang antahbaranta. Tidak terkecuali budaya western (barat) dengan segala content dan fashionnya yang kian hari semakin menggeliat meracuni pemikiran generasi Islam.
Bersemainya kebudayaan kafir melalui berbagai media di tanah Air memberikan ancaman serius terhadap generasi Islam Indonesia, betapa tidak berbagai perilaku penyimpangan, tindakan kekerasan, asusila, pengerusakan, pembunuhan menjadi keseharian yang sering terngiang di telinga kita, tanpa mengeneralisasi persoalan ternyata kebanyakan ditorehkan oleh para generasi muda yang notabene beragama Islam.
 Melihat situasi dan kondisi umat Islam hari ini pekerjaan itu bukanlah hal yang mudah dlakukan, tidaklah mudah untuk melahirkan generasi rabbani dambaan umat dan bangsa ini ditengah – tengah maistream kebebasan, maupun liberalisme yang terus menggelayut. Namun, sekedar sebuah harapan dan cita-cita semuanya tidak ada yang musykil. Bukankah Allah telah banyak memberikan perumpamaan betapa Gajah dipelupuk mati tidak kelihatan bahkan semut disebrang lautan kelihatan. Berapa banyak tentara – tentara kecil yang mampu mengalahkan tentara yang jumlahnya berlipat-lipat dengan izin Allah dan berapa banyak tentara-tentara yang jumlahnya berlipat ganda yang dikalahkan oleh tentara yang hanya segelintir saja dikarenakan kesombongan, keangkuhan dan pesimisme mereka. Bukankah, betapa ketika umat ini lupa kepada Allah SWT maka Allah akan melupakan mereka.Maka dari itu, tetaplah berusaha mewujudkan dan yakin bahwa kebangkitan islam akan kembali seperti 14 abad silam.
Pembentukan generasi rabbani yang dicita-citakan menjadi teramat serius di tengah – tengah kondisi umat Islam yang semakin terpuruk baik akidah dan moralnya. Sehingga di perlukan upaya-upaya serius pula untuk mencari solusi yang ampuh untuk benar – benar melahirkan generasi idaman tersebut. Dan untuk mewujudkan generasi tersebut diperlukan input yang tepat. Input yang dimaksudkan disini adalah peran pemuda pemuda Islam. Lalu pemuda yang seperti Apa dan Bagaimana? Tentunya pemuda yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Pemuda yang seperti itulah yang seharusnya menjadi kader dalam lingkungan masyarakat di era sistem liberalism dan kapitalisme ini.
Kaderisasi merupakan masalah urgen bagi pemuda islam dalam membangkitkan kembali sistem peradaban islam saat ini. karena kader menentukan keeksistensian sebuah lingkugan sekitar, Pengkaderan sumber daya insani di tengah masyarakat merupakan sarana membangkitkan kembali generasi rabbani yang berlandaskan syariah. Pengkaderan juga dapat sebagai panutan yang mampu memberikan dorongan semangat bagi pemuda dalam generasi selanjutnya untuk  melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya. Maka dari itu kaderisasi perlu dilakukan secara intens. Kaderisasi menduduki tangga urutan yang teratas dan merupakan ujung tombak lingkungan sekitar. Demi mencapai tujuan bersama yaitu menciptakan kader sumber daya insani yang berkuantitas dan berkualitas, keluarga merupakan wadah integral dan pusat suatu komunitas atau perkumpulan dalam pembentukan kepribadiaan yang baik. Terutama peran orang tua islam pada khususnya untuk benar-benar menyiapkan generasi Islam yang tangguh, berakhlak karimah, serta akrab dengan sekian shirah para Nabi dan generasi-generasi terdahulu.
Hal ini tentu harus dimulai dari sejak dini. Melahirkan generasi Islam yang tangguh, kuat serta bermoral mulia tidak bisa dilakukan secara instan ataupun taken for granted, namun butuh proses panjang dan sistematis. Dan hal itu harus dimulai sejak usia dini. Rasulullah SAW bersabda”
” Setiap Anak dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kedua orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani aau Majusi.” (HR. Al-Bukhari, 1/1292).
Sehingga dalam hal ini peran orang tua menjadi sangat penting dalam hal mendidik serta membina anak-anaknya. Imam AL-Ghazali ra berkata,’’ ketauhilah sesungguhnya metode pendidikan anak merupakan sesuatu yang paling penting dan wajib karena anak adalah amanah bagi orang tuanya. Hatinya yang suci merupakan permata yang paling berharga bila dibiasakan dengan diajarkan kebaikan maka ia akan tumbuh diatasnya, dan akan berbahagia di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, bila dibiasakan dengan kejelekan dan dibesarkan seperi binatang akan sengsara dan binasa (Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, 3/62)
Apabila  peran orang tua islam sangat berperan dan serius dalam membentuk kepribadian generasi islam yang dilahirkan, maka akan cepatlah berdampak baik dan obat mujarab lingkungan mayarakat dengan segala macam hiruk pikuk globalisasi budaya barat yang mengasingkan nilai nilai islam. Jika nilai nilai islam tersebut tercipta dan tumbuh dari pembentukan kepribadian tersebut,  maka perlulah dilakukan kaderisasi sumber daya insani untuk tahapan selanjutnya.
Substansi adanya pengkaderisasian sumber daya insani dalam masyarakat antara lain yaitu Penurunan nilai-nilai islam yang baik maupun nilai-nilai yang perlu ditransfer. Penurunan nilai-nilai yang baik ini  dapat dilakukan lewat pelatihan-pelatihan,diskusi rutin,atau pertemuan semacamnya,dapat juga menggunakan media yaitu buku,atau bulletin dan majalah untuk mencapai pentransferan nilai-nilai secara maksimal. Pengkaderisasian sumber daya insani merupakan tonggak utama sebuah keberlangsungan gaya hidup lingkungan masyarakat, apabila kaderisasi itu mati maka masyarakatnya pun akan mati yang diartikan sebagai tidak berlangsungnya atau pemberhentiaan perjuangan menciptakan masyarakat yag berlandaskan syariah dan sebaliknya. Selain itu, pengkaderisasian sumber daya insani juga sebagai sarana belajar bagi masyarakat awam, dan pengkaderisasian merupakan sarana pendidikan bagi masyarakat tersebut dimana ada output-output yang ingin dicapai.Output-output itu meliputi pembentukan dan pengembangan.Pembentukan yaitu pengkaderan yang dimulai dari nol dimana masyarakat awam yang sama sekali belum memiliki pengetahuan tentang hukum islam .Sedangkan pengembangan sudah memiliki pengetahuan tentang hukum islam hanya perlu adanya penguatan sebagai dasar bagi para kader.
Untuk menciptakan kader sumber daya insani yang baik perlu adanya perencanaan yang matang untuk menciptakan kader internal yang baik sehingga dapat memberikan dampak wilayah ekternal yang baik pula. Kader yang baik juga bersifat vital. Dimana urgensi dari kader itu sendiri,apabila seorang kader tidak bisa berkembang dan mengaktualisasikan dirinya,maka kader itu sendiri akan mati  dan keberadaan masyarakat islam yang diimpikan pun akan mati. Maka dari itu, seorang kader haruslah bersemangat dalam memperjuangkan impian dan tujuan bersama umat islam ini agar terciptanya masyarakat yang berlandaskan syariah.
Menelisik hal tersebut diatas, peranan kader memanglah sangat penting dan menjadi sebuah kewajiban bagi umat Islam secara keseluruhan dan orang-orang tua Muslim untuk menjaga, membina dan merajut generasi Islam agar menjadi generasi Islam yang tangguh, kuat dan berjiwa militan dimasa depan dan inilah yang kita sebut sebagai generasi rabbani. Sebuah generasi yang mereka cinta kepada Allah dan Allah cinta kepada mereka.

Generasi rabbani merupakan generasi yang kita cita-citakan, generasi Rabbani merupakan generasi impian, generasi rabbani adalah generasi harapan umat dan bangsa ini, sebuah generasi yang lahir dari rahim umat Islam, yang tunduk dan patuh kepada aturan – aturan Allah, mereka saling mencintai karena Allah, belajar dan mengajar tentang yang hak, saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan kesabaran. Merekalah generasi rabbani, harapan kita dan cita-cita kita umat Islam akhir zaman. (Puti)